BANYAKNYA KELOMPOK UMAT ISLAMTERNYATA ITU SEMUA BUKAN PERPECAHAN ITU SEMUA MERUPAKAN PEMBAGIAN TUGAS DAN PERAN
Sekarang kita bicara realita pergerakan Islam di Negri kita, realitanya di negri kita ini banyak jami’yat, banyak organisasi-organisasi, banyak kelompok-kelompok, banyak majlis-majlis, banyak golongan-golongan di kita punya negri.
Pertanyaannya,apakah banyaknya kelompok-kelompok, ormas-ormas, di kalangan kita menunjukan kita telah terpecah belah ?? ada NU, ada Muhammadiyah, ada Persis, ada Al Irsad, ada Al Wasliyyah, ada Matlaul Anwar, ada Hidayatullah, ada Rabitotul Alawiyyah, ada lagi kelompok-kelompok yang lainnya masih ada kelompok Ihkwanul Muslimin, ada lagi kelompok Jama’ah Tabligh,dan seterusnya dan seterusnya.
Pertanyaannya, Banyaknya kelompok Umat Islam ini yang semuanya berpegang pada Al-Quran dan As-Sunnah bahkan secara umum mereka semua adalah bagian dari Ahlussunah Wal Jama’ah, apakah menandakan mereka berpecah belah ??
Karena banyak anak-anak muda berkata “ Ah Umat Islam terpecah belah,itu buktinya ada Muhamadiyah ada NU,itu buktinya ada Al Irsad ada Al Wasliyyah,buktinya muncul yang baru yang namanya FPI dan yang lain sebagainya,berarti Umat Islam sudah terpecah ??
Kalau kita ingin menialai, apakah banyaknya organisasi tadi perpecahan atau bukan kita harus melihat dulu peran yang di maninkan oleh masing-masing organisasi, langkah dan program yang sudah di jalankan oleh masing-masing organisasi, kalau itu kita pelajari dengan teliti dengan realita yang ada di lapangan baru nanti kita akan tahu.
Ternyata itu semua bukan perpecahan itu semua merupakan pembagian tugas dan peran. taksimul amwal, taksimul wadhoih, taksimul a’mal, sadar atau tidak sadar, di rencanakan atau tidak di rencanakan, sengaja atau tidak sengaja, fakta di lapangan umat Islam sudah berbagi tugas.
Contoh :
NU ( Nahdhatul Ulama )
Kita mulai dari NU ( Nahdhatul Ulama ) yang merupakan rumah besar Ahlu Sunnah Wal Ja,a’ah dan merupakan organisasi Islam yang terbesar yang ada di Negara Republik Indonesia, yang umurnya juga sudah cukup tua hampir satu abad, yang didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 oleh K.H.Hasyim Asy’ari.
Sekarang kita lihat NU dengan kekuatan Pondok Pesantren tradisionalnya yang menyebar dari sabang sampai merauke,tidak ada satu organisasi lain pun yang sanggup menandinginya, dengan kekuatan pondok-pondok pesantren tradisionalnya yang ada di berbagai tempat itu menjadi ujung tombak pergerakan Islam,untuk melindungi aqidah,untuk melindungi ahlaq, untuk menjaga syareat,untuk memperkuat dari pada gerakan Islam yang ada di seluruh republik ini.
Andaikata, pondok-pondok pesantren itu tidak ada maka pendidikan di Indonesia ini bisa ambruk bubar dengan sendirinya, kenapa bisa begitu ? karena keberadaan pondok Pesantren saat ini di Indonesia sejak dulu jumlahnya jauh lebih banyak dari sekolah resmi yang di bangun oleh Pemerintah,jadi pemerintah juga belom mampuh membangun sekolah yang mencukupi untuk jumlah penduduk yang berjumlah 230 juta, kalau tidak ada pondok pesantren Pemerintah kewalahan, banyak anak-anak yang tidak bisa mencicipi pendidikan, disinilah peran NU yang tidak di miliki organisasi lain.
Kalau kita sudah melihat begitu baru kita tahu,ternyata NU jasanya luar biasa buat umat Islam, dan itu bukan sekarang jauh dari sebelum kemerdekaan, dulu jangan lupa pondok-pondok Pesanteren di berbagai tempat zaman penjajajahan belanda dan Jepang itu menjadi basis perjuangan dan perlawanan.
Dulu tentara belum ada, TNI belum ada, tentara lahir belakangan, dulu POLRI belum ada, POLRI lahir belakangan, lalau siapa itu yang mengusir belanda ? lalau siapa itu yang mengusir Jepang ? lalu siapa itu yang melakukan pertempuran ?? Itu yang melakukan pertempuran adalah Kiyai-kiyai, ulama-ulama dan santri-santri. Anda boleh cek pondok-pondok yang salafiyyah yang umurnya yang sudah tua-tua ini di Jawa Tengah, Jawa Timur di Jawa Barat itu kalau siang buka kitab Kuning ngajar buat santri sampai sore, malam habis Sholat Isyak tutup bawa senjata masuk ke hutan untuk melakukan penggerebekan terhadap pos-pos ke amanan Belanda.
Jadi peran Pondok Pesantren NU dan distribusinya dalam perjuangan Islam di Indonesia tidak bisa di pungkiri oleh siapapun.
Muhammadiyah
Sekarang kita pindah ke Muhammadiyah, Mujammadiyah umurnya sudah satu abad, didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 1912 sudah lebis satu abad. Dahsat perjuangan Muhammaiyah, sekarang kalau kita bicara perjuangan kemerdekaan, tentara. Siapa itu Panglima Besar Jendral Sudirman, itu Ustadz Guru Ibtidaiyyah dari Madrasah Muhammadiyah, Ustadz Muhammadiyah, dia kumpulkan kawan-kawannya,murid-muridnya angkat senjata bikin tentara sampai akhirnya menjadi Panglima Besar Jenderal Sudirman, Bapaknya angkatan Besenjata Republik Indonesia.
Kalau mau lihat salasatu ke Istimewaan Muhammadiyah, bagai mana Muhammadiyah dari sabang sampai merauke berhasil membangun sekolah-sekolah formal. kalau NU di kenal dengan pondok-pondok Pesantren salafiyahnya, Muhammadiyah di kenal dengan sekolah Formalnya. Bangun SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi, tidak ada satu pun organisasipun di Indonesia yang sekolah formalnya lebih banyak dari Muhammadiyah, yang rumah Sakitnya lebih banyak dari Muhammadiyah,ini kelebihan Muhammadiyah dimana-mana dia bangun.
Dan pada Awal Muhammadiyah ini di bangun di Yogyakarta tujuan pertamanya adalah untuk menandingi gerakan kristenisasi yang merajalela di Jawa Tengah, dia bendung kristenisasi di mana-mana supaya masarakat Jawa Tengah ini tidak murtad, jasanya besar luar biasa.
Kalau waktu itu Muhamadiyah tidak masuk di Jogyakarta bukan tidak mungkin masarakat Jawa Tengah sudah di Keristenkan .jadi peranan Muhamadiyah cukup besar, cukup tinggi,sampai sampai mentri Pendidikan pernah mengatakan kalau Muhammadiyah bubar penididkan formal di Indonesia ikut bubar, ternyata sekolah formal yang di bangun oleh pemerintah di bandingkan dengan sekolah formal yang di bangun oleh Muhamadiyah masih banyakan Muhamadiyah, apa lagi di bandingkan dengan Pondok Pesantren yang di bangun oleh NU.Muhamadiyah membangun sampai kampung-kampung,ini jasa Muhamadiyah yang tidak boleh kita lupakan dan kita pungkiri.
Dan saat kemerdekaan,Muhamadiyah, NU, Sarikat Islam, bersatu di dalam PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) dan bersatu di dalam kemerdekaan Indonesia, merekalah yang mendeklarasikan yaitu terbentuknya Negara Republik Indonesia.
Jadi Republik Indonesia didirikan buka oleh bung Karno saja, bukan oleh profesor Yamin saja, bukan oleh Bung Hatta saja.tapi di sana yang mendirikan Republik ini ada Kiyai Wahid Hasyim putra dari pada pendiri NU, duduk dalam PPKI mewakili NU, lalau ada Kiyai Haji Abdul Khahar Mudzakir pimpinan Muhamadiyah pada tahun 1945, kemudian masih ada Kiyai Haji Agus Salim yang mimpin syarkat Islam.
Mereka bertiga berdebat, berhari-hari berbulan-bulan dengan Bung Karno dengan Bung Hatta,dengan Bung Yamin di dalam bicara soal bentuk Negara, dimana Bung Karno dan kawan-kawan menginginkan Indonesia menjadi Negara Sekuler (Agama itu cukup di Madrasah, Agama itu cukup di Pesantren urusan Agama jangan bawa-bawa Agama ) itu di tentang oleh kiyai-kiyai kita ini, NU dan Muhamadiyah bergandeng tangan menolak, karena yang berjuang Umat Islam, yang menumpahkan darah Umat Islam ini Negara tidak boleh menjadi sekuler.
Akhirnya hasil dari perdebatan tersebut lahirlah Piagam Jakarta, yang menyatakan Indonesia bukan Negara Islam,juga bukan Negara sekuler,tapi Negara yang berdasarkan Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.ini yang di perjuangkan oleh NU,Muhammadiyah,Syarikat Islam ketika itu.
Jadi NU, Syarikat Islam, Muhamadiyah tiga organisasi besar yang sangat berjasa di dalam melahirkan Indonesia yang berdasarkan ketuhanan,sehingga di dalam menjalankan Negara tidak boleh melupakan ajaran Agama.
Jadi kalau mereka menyepelekan NU, menyepelekan Muhammadiyah mereka belum paham sejarah,apa lagi mencaci maki NU mencaci maki Muhamadiyah mereka tidak paham sejarah.
Persatuan Islam (Persis)
Kita jangan lupa dengan Persatuan Islam (Persis) yang umurnya sudah sangat tua, sudah satu abad lebih dulu didirikan dari pada NU, yang didirikan oleh K.H Zamzam dari Palembang pada tanggal 17 September 1923, kalau bicara perjaungan nya bagi Agama dan bangsa Persis sangat besar jasanya bagi Islam dan Bangsa Indonesia.
Dulu tatkala bangsa ini di jajah oleh belanda dan Jepang , tatkala masarakat sedang tersiksa persis sangat memperhatikan Umat Islam jangan sampai aqidah umat islam ruksak dan hancur, sehingga persis mendirikan madrasah untuk anak-anak,kursus pengajian bagi para Pemuda, dan menyediakan kelas khusus bagi para siswa yang mengikuti sekolah-sekolah Belanda.
Dan jangan lupa dulu,di zaman penjajahan sebelum ada majalah islam yang lain untuk memperkuat aqidah Umat Islam dan memberi semangat untuk berjuang melawan penjajah. Persis sudah menerbitkan risalah dan Majalah Pembela Islam (1929-1933), Al-Lisan ( 1935- hingga zaman pendudukan jepang ) dll.
Jadi Persis luar biasa jasanya bagi Islam dan Kaom muslimin juga bagi Bangsa Indonesia.
Majlis Ulama Indonesia (MUI)
Kita beralih ke organisasi yang lain yang baru seperti Majlis Ulama Indonesia (MUI), MUI itu organisasi baru tahun 70-an yang di bentuk oleh pemerintah, tapi kita lihat untuk apa MUI itu di bentuk sebagai mediator jembatan yang menghubungkan pemerintah dengan ormas-ormas Islam, manakala ada ke tidak cocokan antara NU dengan pemerintah, antara Muhamadiyah dengan pemerintah,antara ormas-ormas Islam dengan pemerintah di situlah peran MUI menjadi jembatan.
Jadi kita Bayangkan kalau kita tidak punya jembatan, maka segala pertikaian antar ormas-orams Islam dan pemerintah akan mudah di provokasi pertikaian tapi dengan adanya MUI pertikaian itu biasa di pecah,makala NU dan pemerintah tidak harmonis MUI lah yang bisa menjadi mediatornya,menjadi jembatannya, apa mau pemerintah, apa mau Nu, dan manakala Pemerintah dengan NU tidak harmonis MUI lah yang menjadi mediatornya, sekaligus MUI itu menghimpun semua komponen,di MUI orang NU ada,di MUI orang Muhamadiyah ada,semua organisasi di tarik duduk di MUI,artinya MUI itu menjadi satu forum musyawarah di antara pimpinan semua ormas Islam.
Jadi jangan coba-coba di rendahkan peran MUI peran MUI luar biasa, kalau tidak ada MUI kita akan sulit mempersatukan ormas-ormas Islam.
ICMI ( Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia )
Kemudian kita lihat ICMI ( Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia ) itu jasanya luar biasa walaupun dia baru lahir di zaman habibi, di masa akhir kepemimpinan bapak Harto, Habibi yang memotori itu lahir, tapi jangan lupa begitu ICMI ini lahir dia mampuh mengumpulkan profesor, Doctor, Intelektual, cendikiawan, orang-orang pintar umat Islam di satukan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan pemerintah, mana kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan Agama mereka kritisi sekaligus memberikan solusinya,dan berapa banyak solusi yang di berikan oleh ICMI ke DPR atau ke Depertemen-departemen pemerintah justru jadi pertimbangan pertama oleh pemerintah sampai saat ini.
Yang begini, ormas lain belum tentu bisa melakukannya, tapi ICMI bisa melakukannya.makanya kalau kita mau teliti dengan cermat ternyata banyaknya ormas ini,sebetulnya bagi-bagi tugas.
Yang bisa di kerjain oleh NU, gak bisa di kerjakan oleh Muhamadiyah,yang bisa dikerjakan oleh Muhammadiyah tidak bisa di kerjakan oleh MUI,yang bisa di kerjakan oleh MUI tidak bisa di kerjakan oleh Persis,yang bisa di kerjakan oleh Persis tidak bisa dikerakan oleh Al-Irsad,yang bisa di kerjakan oleh Al-Irsad tidak bisa di kerjakan oleh Robitoh Alawiyyah,yang bisa di kerjakan oleh Rabithah Alawiyah tidak bisa di kerjakan oleh Hidayatullah.
Hidayatullah dan Jema’ah Tabligh
Sekarang kita bicara Hidayatullah dan Jema’ah Tabligh, itu hidayatullah dan Jema’ah Tabligh salasatu kelompok di Indonesia yang memfokuskan diri untuk mengirim da’i ke hutan-hutan, ke pelosok-pelosok yang paling dalam, kalau anda keliling yang namanya Papua, Sulawesi.kadang-kadang di suatu tempat mobil tidak bisa kesana,kita harus jalan ke hutan naik Gunung turun Gunung atau lewat perahu di rawa-rawa kita jalan sampai di sana kita ketemu orang hidayatullah sudah bikin Masjid,sudah bikin Mushola, udah lagi da’wah. mereka ini lah yang paling banyak masuk ke daerah-daerah untuk menyaingi misionaris-misionaris yang bisa masuk kesana dengan segala macam alat cangih.
Kita masuk ke pedalaman papua di suatu daerah, niat mau nyebarin Islam ternyata sudah ada Gereja, ternyata pendetanya sudah pakai Halikopter mereka turun kesana,jadi banyak yang kita tidak perhatikan di daerah hidayatullah yang memperhatikannya.kemana anda masuk kekampung ke gunung masuk ke mana-mana,ini da’i da’i Hidayatulah luar biasa tidak di gajih,kadang –kadang cuman di kasih makan cukup satu bulan mereka rela kadang tinggal satu tahun,delapan tahun,lima belas tahun.
Ini harus kita hargai,jadi jangan melihat ini bukan dari organisasi saya,tidak ! ini saudara kita,dia sudah menjalankan tugas yang kita tidak mampuh.
Al-Irasad
Begitu jiga Al-Irasad,Al-Irsad ini jasanya luar biasa di dalam distribusi perjuangan mengisi kemerdekaan kita jasanya besar dan Al Irsad ini mirip dengan Muhamadiyah seneng bikin rumah sakit di mana-mana,jadi organisasi yang banyak Rumah Sakitnya yang pertama Muhamadiyah yang kedua Al Irsad,dan tokoh-tokoh Al Irsad itu dulu banyak menjadi tokoh-tokoh nasional untuk mendirikan Republik ini.jadi yang bisa di lakukan oleh Al Irsad belum tentu kita bisa lakukan wajib kita syukuri,jangan ada yang bicara “itu Al Irsad bukan organisasi saya” tidak bisa begitu kita ini semua muslimun kita semua ini muminun kita semua ini bersaudara kita harus saling mengsyukuri.
Ada saudara kita yang bisa membangun pesantren Al Hamdulillah,oh ada saudara kita yang masuk ke hutan da’wah Al Hamdulillah,oh ada saudara kita bikin Rumah Sakit Al Hamdulillah walaupun dia bukan dari organisasi kita.
Makanya tidak ragu lagi mengatakan banyaknya organisasi Islam di Indonesia,tidak menunjukan kita pecah belah,kalau beban da’wah di tunjukan ke NU saja,NU tidak akan sanggup walaupun NU itu organisasi terbesar di Indonesia,kalau NU organisasi terbesar di Indonesia tidak mampuh memegang semua beban da’wah apalagi organisasi baru seperti FPI umpamanya di suruh memegang semua beban da’wah se indonesia tidak bakalan mampuh.
Jadi dengan adanya NU,dengan adanya Muhamadiyah dengan adanya ormas-ormas ini kita sudah berbagi.ya sudah lah pondok Pesantren tradisional itu tugasnya NU kiata bantu saja bagai mana supaya itu bisa maju terus,ya ini sekolah formal bikin rumah Sakit ini sudah bidangnya Muhamadiyah kita dukung rame-rame biar Muhamadiyah tetap memainkan perannya,MUI ini perannya juga bagus,ini mediator kita hormati sebagai jembatan kita tempat kita bersatu dengan ormas-ormas lain dan seterusnya.
Kalau di ceritakan satu persatu terlalau banyak sekali tapi saya memberikan ala sabili dikri la ala sabili haser kita tidak ingin membatasi tapi kita hanya memberikan beberapa contoh saja supaya kita tahu betapa ormas-ormas Islam di Indonesia sudah memainkan perannya,sudah mengambil tugasnya,tapi memang tidak ada organisasi yang sempurna,karena organisasi di kelola oleh manusia,yang namanya manusia al insan mahalul khata wa nisyan.
Lalau bagaimana dengan FPI ?
FPI ini organisasi baru didirikan pada tahun 1998,seiring terjadinya Revormasi. FPI muncul kenapa ? karena setelah kita Revormasi kontrol Negara itu lemah,di mana-mana terjadi kerusuhan,di mana-mana ada Premanisme,mafia makin merajalela, perjudian,pelacuran segala macam kemungkaran makin tidak bisa di kontrol oleh negara.lumpuh Negara pada tahun 98-99.
Waktu itu menegakan hukum juga sulit, penjahat-penjahat,bajingan-bajingan yang menyebarkan kemungkaran mereka semakin meraja lela di seluruh pelosok Negri.
Di situ FPI lahir mencoba mengambil peran,oh membangun pesantren itu sudah peran NU biarkan NU yang melanjutkan itu,oh membangun rumah sakit itu sudah peran Muhamadiyah biarkan Muhamadiyah berjuang di bidang itu,tapi kami melihat ini preman-preman yang meraja rela ini harus ada yang menghadapinya,ini judi pelacuran yang merajarela harus ada yang menghadapinya,ini kejadiannya di Ibu Kota.
Ibu kota itu tonggak, kalau di Ibu Kota di biarkan semua, kemungkaran meraja rela,seluas luasnya,sebebas-bebasnya itu akan sangat berpengaruh pagi perkembangan kema’siatan itu sendiri di berbagai daerah.
Karenanya, Habib Rizieq dan kawan-kawan dari beberapa Habaib dan beberapa Kiyai mencoba untuk menyatukan potensi mengajak santri kami anak-anak muda memberesihkan ibu kota Jakarta Khususnya ketika itu dari premanisme dan kemunkaran,kami turun kejalan,kami bersihkan yang namanya perjudian,minuman keras pelacuran sekuat tenaga kami.
Dan memang tidak mudah,karena banyak tempat –tempat ma’siat itu yang justru di bekingi oleh oknum-oknum pejabat itu sendiri,kalau kita mendapatkan pejabat yang baik Alhamdulillah mengatasi kemunkaran mudah simpel sederhana,tapikan pejabat manusia juga ada yang baik ada yang tidak baik,inilah yang coba kami lakukan sebagai organisasi baru dengan tenaga yang masih sedikit seadanya mencoba untuk berbuat melawan segala kemunkaran dan kemasiatan.
Begitu ini kami lakukan di Jakarta,ternyata banyak kiyai-kiyai dari daerah datang mereka minta juga buka di daerah mereka dengan alesan sama di kampung kami judi tidak bisa di atasi sudah sekian tahun,di tempat kami juga ada pelacuran jangan di Jakarta saja yang di beresihkan,kami di Jakarta tidak bisa untuk memberesihkan daerah kecuali kalau yang di daerahnya terlibat sendiri.
Jadi FPI ini sebetulnya lahir sebagai organisasi Islam yang beraqidahkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah bukan partai politik semata-mata ingin mengisi ke kosongan,kami lihat ini kosong,kami tidak mengatakan NU itu tidak nahi munkar.tidak! kami tidak mengatakan Muhamadiyah itu tidak nahyi munkar, tidak !.NU juga melaksanakan amar ma’ruf nahyi munkar,Muhamadiyah juga melakukan amar ma’ruf nahyi munkar.tapi yang jadi persoalan tugas NU sudah terlalu banyak dan terlalu besar, tugas NU sudah terlalu banyak dan terlalu besar,sementara kemasiatan ini merajalela perlu ada yang fokus pekerjaan,fokus yang melawan.
Maka lahirnya Front Pembela Islam ketika itu memfokuskan diri untuk melawan kemasiatan tersebut,tapi bukan berarti kami tidak berda’wah,bukan kami tidak bangun pesanteren,ada pesantren yang kami bangun,ada sekolah yang kami bangun tapi tentunya sangat kecil sekali di bandingkan dengan pesantren NU,dan sekolah atau rumah sakit yang di kelola dan di bangun oleh Muhamadiyah.Tapi kami yang lebih fokus adalah melawan pelacuran,bagaimana melawan perjudian,bagaimana melawan narkoba,bagaimana melawan melawan tari-tari telanjang yang ada di diskotik-diskotik di berbagai tempat,bagaimana kami melawan pemurtadan umat Islam yang terjadi di mana-mana,melawan kesesatan aqidah ini pemurtadan ada di mana-mana,banyak orang mengaku jadi Nabi jadi Malaikat,ngaku sebagai Tuhan sementara pemerintah tidak mengambil tindakan kepada mereka,harus ada satu kelompok anak umat Islam yang fokus untuk menangani itu semua.
Komentar
Posting Komentar