PENTINGNYA MUSYAWARAH
MUSYAWARAH
Wajib kita ketahui bahwa kesuri tau ladasan kepemimpinan dalam Islam sebagaimana kita ketahui adalah Nabi Muhammad Saw, Nabi adalah suri tauladan yang sempurna dalam semua sektor kehidupan
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.
Identitas kepemimpinan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak lain dan tidak bukan adalah musyawarah
Oleh karena itu kita perlu tengok musyawarah dalam Alquran yaitu musyawarah dalam Alquran terdapat dalam tiga ayat
1. Surat Al-Baqarah Ayat 233
2. Surat Ali Imran Ayat 159
3. Surat Asura Ayat 38
Jadi masalah musyawarah hanya ada dalam tiga ayat ini, sekarang Mari kita lihat satu persatu musyawarah
1. MUSYAWARAH KELUARGA.
Di dalam surat al-baqarah ayat 233 Allah berfirman faqala ta'ala
فَاِنْ اَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا
Ayat ini sedang bicara tentang hubungan suami istri dalam rumah tangga, kalau suami istri ini ingin menyafi anaknya anaknya masih disusui suatu ketika salah satu dari suami atau istri ingin menyafi supaya ini anak stop susunya, nah disini dikatakan فَاِنْ اَرَادَا فِصَالًا kalau mereka berdua suami istri ingin menyafi anaknya عَنْ تَرَاضٍ مِّنْهُمَا atas dasar keridhaan diantara mereka daripada mereka berdua dan وَتَشَاوُرٍ melalui musyawarah فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا maka tidak ada dosa atas mereka berdua.
Ini hanya satu kasus dalam urusan menyapi anak, Allah anjurkan suami istri untuk musyawarah. ini mewakili semua urusan, sudah sepatutnya suami istri dalam rumah tangga banyak melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan yang menyangkut daripada kebaikan rumah tangga tersebut, ini kita sebut musyawarah keluarga.
Jadi saya bukan mau cerita soal menyusuinya, tapi yang menarik di sini ada dalil musyawarah keluarga karena dulu Nabi begitu, nabi musyawarah dengan istri, musyawarah dengan menantu, musyawarah dengan anaknya, Nah jadi Nabi sudah tunjukkan yaitu tentang musyawarah, mungkin yang jadi pertanyaan Nabi kan sudah dapat Wahyu dari Allah, Nabi tidak butuh musyawarah ? Nabi tidak butuh pendapat orang lain, karena pendapat Nabi pasti benar, lalu kenapa Nabi masih musyawarah ? Nah di sini jawabnya ya Nabi memang tidak butuh musyawarah tapi umat Nabi butuh pendidikan tentang musyawarah pada saat Nabi mengajak musyawarah keluarga, musyawarah masyarakat, musyawarah sahabat, disitu Nabi sedang mendidik umat karena dalam musyawarah itu ada pendidikan :
1. Pendidikan Bagaimana cara mengeluarkan pendapat.
2. Pendidikan Bagaimana cara berargumentasi mempertahankan pendapat..
3.Pendidikan tentang bagaimana cara mendengarkan pendapat orang lain, jadi dididik dalam musyawarah untuk kita mau dengar pendapat orang,
4.Kita dididik juga untuk siap dikoreksi pendapat kita oleh orang lain dalam musyawarah
5. Ada lagi pendidikan di sana bahwa kita dididik untuk mampu mempertahankan pendapat kita atau mengaku kalau pendapat kita itu tidak bagus dan harus mengalah untuk mengambil pendapat yang lebih bagus, itu pendidikan luar biasa di dalam musyawarah.
Jadi Nabi mengajak sahabat musyawarah bukan Nabi butuh musyawarah, Nabi lagi mendidik begini cara musyawarah karena dalam musyawarah ada pendidikan yang luar biasa, maka orang yang bermusyawarah merasa bertanggung jawab dengan kesepakatan bersama sehingga semua pihak merasa ikut yaitu bertanggung jawab atas kesepakatan yang dikeluarkan. Nah itulah pentingnya musyawarah.
Jadi kalau pertanyaannya Kenapa Nabi musyawarah sedangkan Nabi nggak butuh musyawarah ? ya Nabi enggak butuh musyawarah tapi umatnya butuh pendidikan tentang musyawarah dan Nabi mendidik umatnya Bagaimana cara bermusyawarah baik itu musyawarah keluarga.
2. MUSYAWARAH NEGARA
Mari kita lihat firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159
wallahu subhanahuwata'ala kola
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Ini luar biasa saudara, Allah lagi ngasih bimbingan kepada nabi bagaimana cara menghadapi umat, umat Nabi ya rakyatnya juga, jadi ini pendidikan untuk da’i juga sekaligus pendidik untuk penguasa, pengurus organisasi karena Nabi pada saat yang sama beliau dai dan beliau juga penguasa Bagaimana cara menghadapi ummt ? di sini Allah menjelaskan فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ maka dengan rahmat dari Allah sehingga engkau berbuat lembut kepada mereka ya Muhammad ada tuntunan, perlakukan mereka dengan lembut Kenapa ? وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ sebab kalau engkau bersikap bengis, kasar, keras hati dan لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ kau punya umat akan bubar meninggalkanmu.
Jadi ini buat Da'i juga buat penguasa, pengurus organisasi, orang kalau jadi pejabat terhadap rakyat ya begitu, lembut kepada yang di bawah jangan bengis, jangan kasar, nanti kalau bengis kalau kasar maka umat atau rakyat yang di bawah akan lari.
Terus pertanyaannya bagaimana kalau umatnya bersalah ? Allah kasih tuntunan gampang gampang maafin mereka, jangan terlalu strength, setiap kesalahan, ditindak dengan keras, ada saatnya harus ditindak tegakkan hukum, ada saatnya rakyat itu harus diberikan kasih sayang, kalau memang mereka melakukan kesalahan mereka butuh bimbingan, bimbing, ini tuntunan Allah.
Tidak sampai di situ, وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ mohon yang ampun kepada Allah buat kau punya umat, buat kau punya rakyat, lembutin jangan dikasarin doain agar mereka diampuni maafkan yang bisa dimaafkan, banyak-banyak maklumi kesalahan mereka, mungkin karena mereka kurang pendidikan, kurang pergaulan. tidak bisa rakyat itu dianggap sama semuanya ada pendidikannya tinggi, ada pendidikannya rendah, ada etikanya udah bagus, ada etikanya yang masih butuh pembinaan, ini tuntunan Allah dan yang menarik berikutnya Allah berikan tuntunan وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ajak mereka musyawarah dalam ngambil keputusan.
Kalau sudah ada keputusan bulat فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ maka tawakal kepada Allah, itu Jadi kalau keputusan dari musyawarah kalau udah diambil jangan ragu kerjain aja , tapi kalau keputusan tanpa musyawarah hati-hati bencana bisa datang, musibah bisa datang dan Allah akan cabut keberkahannya, ini yang saya namakan musyawarah.
Nabi sebagai kepala negara disuruh musyawarah sama umatnya, padahal Nabi tidak butuh musyawarah tapi nabi disuruh musyawarah oleh Allah musyawarah ajak tanyatanya tuh yang di bawah bagaimana, Nah inilah tuntun yang disebut musyawarah.
3. IDENTITAS ISLAM
Yang ketiga akan menjadi identitas kaum muslimin makanya perhatikan firman Allah dalam surat Asura ayat 38
وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا
لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا
رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۚ
Jadi ini ayat lanjutan dari ayat yang sebelumnya, Allah sedang memuji orang yang beriman, orang beriman lagi dipuji oleh Allah, nah terus Allah jelaskan Siapa tuh orang yang bakal dapat ridho Allah ? siapa tuh orang yang akan dimasukkan ke surganya Allah ? Allah sebutkan orang-orang yang menyambut seruan Allah melaksanakan perintah Allah وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ yang menegakkan salat وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ dan selalu menyelesaikan urusan diantara mereka melalui musyawarah وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۚ dan selalu menginfakkan apa-apa yang dikaruniakan diresmikan oleh Allah kepada mereka yang ingin saya catat garis baris garis bawahi وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ artinya musyawarah itu dijadikan oleh Allah sebagai ciri orang yang beriman, Ciri orang yang masuk surga, Ciri orang yang dapat ridho Allah ini yang saya sebut, musyawarah sebagai identitas.
Jadi musyawarah itu harus jadi bagian hidup kita, harus menjadi identitas Islam, salat identitas Islam, puasa identitas Islam zakat identitas Islam, musyawarah juga identitas Islam ini yang disebutkan oleh surat ini ayat ini Itulah sebabnya kenapa surat ini disebut surat asura ? surat musyawarah Kenapa bukan yang tadi disebut surat asura?
Tadi kan kita lihat di dalam ayat-ayat yang sebelumnya surat Ali Imran ayat 159 bicara musyawarah kemudian kita lihat lagi yaitu surat Al-baqarah ayat 233 juga bicara musyawarah tapi yang satu disebut surat Al-baqarah yang satu disebut surat Ali Imron, tapi kali ini disebut surat Asura Kenapa karena dalam surat ini asura musyawarah dijadikan sebagai identitas keimanan, jadi jangan dulu mengaku orang beriman kalau tidak menghargai musyawarah, jangan ngaku orang yang beriman kalau tidak mau musyawarah.
Oleh karena itu saya ingatkan juga anda sebagai mukmin jangan pernah anti musyawarah, jangan pernah anti dialog, kepada siapapun diajak dialog. Anda harus siap untuk dialog, Islam tidak anti dialog Islam tidak anti musyawarah, Islam sangatsangat mengajarkan kita untuk mau mendengarkan pendapat orang walaupun pendapat orang itu kita tidak setuju, dengarkan dulu lihat dulu dia punya dalil, apa dengarkan argumentasinya, kalau memang lemah sebutkan kelemahannya, kalau memang salah sampaikan kesalahannya tapi kalau memang pendapat orang itu bagus kuat lebih bagus dari pendapat kita harus kita harus kita akui, singkirkan kita punya pendapat silakan terima pendapat orang lain. Nah inilah identitas daripada agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
Dengan demikian maka surat Al-Baqarah 233 musyawarah keluarga, surat Ali Imron 159 musyawarah negara, surat Asyura ayat 38 musyawarah identitas. dengan demikian bisa kita katakan mulai dari musyawarah keluarga hingga musyawarah negara sehingga menjadi musyawarah identitas, lakukan musyawarah dari keluarga kembangkan terus jaga sampai bernegara jadikan musyawarah sebagai identitas keislaman kita. Insyaallah
Sekarang selanjutnya apa sih peran dan fungsi musyawarah ? tadi sudah saya Sebutkan diantaranya :
1.Membangun kesetiaan pengikut.
Jadi kalau anda menjadi pemimpin anda menghargai musyawarah anak buah anda anda ajak musyawarah maka anak buah akan merasa sangat terhormat tersanjung, sehingga itu akan membangun kesetiaan mereka, tapi kalau anda tidak menghargai musyawarah maka sulit mendapatkan kesetiaan loyalitas dari mereka yang anda pimpin.
2. Membangun rasa tanggung jawab.
Kita kalau mutusannya bersama-sama semua yang ikut ambil keputusan ikut bertanggung jawab, karena semua berpendapat karena semua mengeluarkan saran dan usulnya itu pentingnya musyawarah sehingga si pemimpin enggak kerja sendirian, semua ikut bertanggung jawab atas yaitu apaapa yang sudah diambil dalam keputusan musyawarah.
3. Membangun rasa memiliki visi dan misi.
Kalau pengikut sudah diajak musyawarah dihormati pendapatnya bahkan kadangkadang justru pendapat dia yang diambil dia senang dia terima loyalitasnya makin tinggi dia tanggung jawab kepada keputusan lamalama dia ikut memiliki visi misi organisasi
4. Musyawarah tidak lain dan tidak bukan adalah membangun motivasi dan kreativitas.
Jadi kalau bawahan itu diajak musyawarah mereka jadi berkembang jadi akalnya nggak beku, pikirannya nggak kaku, karena terus dipancing supaya dia berpikir keluarkan saranmu, keluarkan usulmu keluarkan koreksimu, keluarkan kritikmu keluarin. Nah itu akan membuat dia menjadi apa namanya termotivasi untuk selalu berpikir untuk selalu mencari jalan keluar, untuk selalu menyelesaikan masalah sehingga menjadi orang yang kreatif. nah ini dulu dilakukan oleh Nabi, Nabi enggak butuh musyawarah tapi Nabi menghargai musyawarah.
Suatu ketika dikumpulin Nabi sahabat-sahabat berperang Uhud Nabi tanya kepada mereka ini musuh udah siap-siap jumlahnya banyak lebih banyak daripada Perang Badar, mereka mau nyerang madinah, Bagaimana menurut kalian apakah kita sambut mereka di medan tempur atau kita tunggu aja di Madinah? kita bertahan. nah kemudian apa yang terjadi saat itu orang-orang muda mengatakan kepada Nabi “Ya Rasulullah yang kita carikan bukan menang, yang kita carikan Ridha Allah Kenapa mesti kita tunggu di Madinah kita sambut mereka di mana mereka datang di situ kita sambut mereka” sementara orangorang yang tua lain lagi punya pendapat: “Ya Rasulullah kita akan sudah pengalaman perang jumlah mereka banyak jumlah kita sedikit, senjata mereka lebih lengkap senjata kita tidak memadai maka itu menurut kami lebih baik kita bertahan saja di Madinah kita pertahankan saja Madinah kita tutup semua jalan agar mereka tidak bisa masuk ke Madinah.”
Tapi kemudian yang muda-muda ini ngotot anak muda ngotot: “Ya Rasulullah muda kita nggak boleh takut kita mau berangkat kesana kita siap mati.”
Lalu apa yang terjadi Nabi terima usulan anak-anak muda, setelah itu Nabi masuk. orang-orang tua negor anak-anak muda kata orang-orang tua “ ini ente sebetulnya Nabi itu mau ama kita nggak mau keluar Nabi itu sependapat, Nabi enggak mau keluar dari Madinah tapi karena kalian terlalu nekan, ngomong terlalu semangat akhirnya Nabi jadi mengalah dengan pendapat kalian.”
Anak-anak muda dia kasih tahu begitu nyesel akhirnya ramai-ramai mereka datang ke Nabi. Nabi sudah pakai baju perang sudah siap semua sudah disiapin, anak-anak muda datang nggak enak hati : “Ya Rasulullah Andaikata engkau ingin bertahan kami siap bertahan denganmu, kami minta maaf kalau kami terlalu memaksakan pendapat, kata Nabi bagaimana ? “Tidak pantas bagi seorang Nabi kalau pakaian perangnya udah dipakai untuk dibuka lagi, Kata Nabi “ Tetap kita berangkat berangkat”
Jadi lihat disini udah ngalah anak-anak muda enggak, Nabi enggak mau bikin mereka putus asa sebab ini anak-anak muda besoknya bakal jadi pemimpin kalau ini anak muda semangatnya sampai kendor semangatnya merasa tidak dihargai, besok siapa yang akan mempertahankan Islam. Nabi bilang enggak, kita berangkat putusan sudah diambil kita berangkat untuk perang dan akhirnya Nabi dengan para sahabat tetap berangkat perang.
Jadi lihat bagaimana cara nabi ambil pendapat anak-anak muda, Bagaimana caranya yang orang tua Nabi lihat kalau orang-orang tua Nabi lihat ini orang-orang tua enggak gampang putus asa, walaupun pendapatnya nggak diterima enggak mereka nggak bakal ngambek, beda sama yang mudah nih kalau enggak diterima ngambek jangan-jangan begitu enggak diterima besok nggak hadir lagi di majelis, jadi disini inilah salah satu cara Nabi membangun kesetiaan pengikut, rasa tanggung jawab bagaimana mendorong motivasi memberi motivasi kepada mereka agar mereka berpikir kreatif ini yang dilakukan oleh Nabi Kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. kesimpulannya bahwa nabi Alaihis shalatu Wassalam menjadikan musyawarah sebagai identitas kepemimpinannya.
Komentar
Posting Komentar