PEMIMPINAN DALAM ISLAM
بسم الله
والحَمْد لله والصلاة والسلام
على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن وله
اَللَّهُمَّ انْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا وَعَلِّمْنَا مَايَنْفَعُنَا
اَللَّهُمَّ زِذْنَا عِلْمًا وَارْزُقْنَا فَهْمًا وَآتِنَا حِكْمَةً اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى مَجْلِسِنَا
هَذَا.....بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ تَقَبَّلَ
اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ فَتَقَبَّلْ يَاكَرِيم
Kita akan sama-sama mengkaji tentang Kepemimpinan. jadi kepemimpinan yang hebat itu yang bagaimana ? ya tentu kalau bicara
tentang kepemimpinan islam suri tauladan kita tidak lain dan tidak bukan
adalah Nabi Muhammad Saw, kita
tidak akan pernah bisa melepaskan Kesuritauladanan kepemimpinan dalam islam
tidak lain tidak bukan sebagaimana Allah firmankan dalam Q.S.33. Al-Ahzaab : 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Dalam ayat ini
Alloh nyatakan لَقَدْ كَانَ لَكُمْ sesunguhnya bagi kamu
sekalian فِي
رَسُولِ اللَّهِ di dalam diri Rasulillah Saw أُسْوَةٌ حَسَنَةٌterdapat suri tauladan yang baik. kata فِي
رَسُولِ اللَّهِ harus menjadi perhatian kita semua, bahwa ayat ini tidak mengatakan فِى الصَّلاَةِ رَسُولِ اللَّهِ ayat ini
juga tidak mengatakan فِى الصِّيَامِ رَسُولِ اللَّهِ ayat ini
juga tidak mengatakan فِى عِبَادَةِ رَسُولِ اللَّهِandaikata dalam ayat ini di ungkapkan لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى الصَّلاَةِ رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ bahwa sesunguhnya
bagi kamu sekalian dalam shalatnya Rasulallah suri tauladan yang baik
berarti Kesuritauladanan Nabi hanya terbatas dalam soal shalatnya, kalau ayat ini bunyinya فِى الصِّيَامِ رَسُولِ اللَّهِdi dalam puasanya Rasulullah berarti Kesuritauladanan hanya terkait dengan
puasanya, kalau ayat ini menyatakan فِى عِبَادَةِ رَسُولِ اللَّهِdi dalam Ibadahnya Rasulullah berarti Kesuritauladanan Nabi hanya terbatas dalam ibadahnya saja, tapi kalau dinyatakan فِي رَسُولِ اللَّهِ di dalam
diri Rasulullah berarti tidak terbatas hanya dalam
shalat, puasa dan ibadah saja tapi
mencakup seluruh aspek kehidupan Nabi kita
Muhammad Saw.ini yang harus kita garis bawahi.
Bahwa
Dengan demikian, bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi wa Alihi Wasalam adalah suri tauladan sempurna dalam semua sektor
kehidupan. jadi Nabi bukan Ushawah hasanah dalam shalat saja, bukan Ushawah
hasanah dalam puasa saja, bukan Uswah hasanah dalam ibadah saja tapi Nabi
merupakan Ushwatun hasanah dalam ibadah maupun muamalat, dalam urusan yang
berkaitan dengan hubungan antar manusia dengan khaliqnya yaitu Allah sang
pencipta dan manusia itu sendiri.
JADI RASULULLAH SAW
ADALAH SURI TAULADAN SEMPURNA DALAM SEMUA
SEKTOR KEHIDUPAN
Dari sini maka bicara tentang kesuri tauladanan yang di tunjukan oleh Nabi dalam masalah
kepemimpinan, karena kita akan bicara soal kepemimpinan. Maka disini ada 5
pilar kepemimpinan Islam yang diajarkan oleh Nabi kita saiduna Muhammad SAW.
1.LANDASAN Apa landasan kepemimpinan Islam ?
2.MODAL. modal kepemimpinan dalam Islam itu apa ?
3.SIFAT yang prinsif yang harus ada di dalam kepemimpinan Islam, dari sifat ini akan melahirkan
4.KARAKTERISTIK. Karakteristik kepemimpinan Islam itu
bagaimana ? dan berikutnya pada ahirnya nanti kita akan mendapatkan
5.IDENTITAS khusus tentang kepemimpinan Islam yang pernah di contohkan
oleh Nabi kita saiduna Muhammad Saw .
Ini bahan
kajian kita pada saat ini. Yaitu tenang 5 pilar kepemimpinan Islam yang
dicontokan oleh Nabi kita saiduna Muhammad Saw.
1.LANDASAN
Kita mulai dari
yang pertama, pilar yang pertama sebagai landasan daripada
kepemimpinan Islam yang dicontokan oleh Nabi kita saiduna Muhammad SAW. tidak
lain tidak bukan landasan pertamanya adalah :
1.IMAN
Iman ini adalah
hal-hal yang menyangkut keyakinan, menyangkut i’tiqad, menyangkut kepercayaan. jadi kalau bicara iman berarti
bicara a’malul i’tiqadiyyah yaitu bicara tentang amal aqidah, ilmu yang
membahas tentang keimanan itu dikenal dengan istilah ilmu aqidah atau disebut
juga ilmu aqaid atau disebut juga ilmu tauhid atau disebut juga ilmu kalam atau
disebut juga ilmu usuludin.
Kenapa di sebut
ilmu aqidah ? karena pokok bahasannya adalah tentang aqidah tentang keyakinan. lalu
kenapa disebut ilmu tauhid ? karena inti dari pada ajarannya adalah untuk
mengesakan Allah, lalu kenapa disebut ilmu kalam ? karena dalam persoalan ilmu
inilah pernah terjadi perdebatan sengit diantara ulama salaf kita dulu sehingga
melahirkan firqoh-firqoh .disebut ilmu kalam, kalam itu ucapan omongan karena
dalam ilmu ini penuh dengan perdebatan sengit yang melahirkan firqoh ahirnya di
kenal dengan ilmu kalam.
Tapi disebut juga ilmu Usuludin,kenapa disebut ilmu usuludin ? karena ilmu
usuludin didominasi tentang persoalan persoalan keimanan. jadi mau disebut ilmu
aqidah, mau disebut ilmu tauhid, ilmu usuludin, ilmu kalam intinya semua sama
bicara tetang keimanan.
Jadi landasan kepemimpinan Islam tidak boleh lepas dari iman.
2.ISLAM
Yang kedua Islam. masalah keislaman adalah masalah-masalah yang menyangkut
amal dzohiriyah, amal badan,amal lahiriyah.mari kita perhatikan dalam rukun
Islam umpamanya rukun Islam yang pertama adalah annutqu bi sahadaten
mengucapkan dua kalimah syahadat yang namanya mengucapkan itu amaliyah lisan, amaliyah
mulut kita yang mengucapkan, maka itu mengucapkan dua kalimah syahadat itu
masuk dalam rukun Islam tapi dua kalimah syahadatnya sendiri, subtansinya,
intinya itu masuk soal keimanan cuman mengucapkannya itu masuk dalam soal
keIslaman.
Adapun shalat itu amaliyah badan, begitu juga puasa, zakat ada amaliyah
badan ada amaliyah harta, begitu juga haji. jadi sekali lagi soal-soal
keislaman adalah soal yang menyangkut amal dzohiriyah.
Kalau iman tadi
a’malun I’tiqadiyyah, sedangkan masalah islam a’malun dzhohiriyyah
Ilmu yang membahas tentang keislaman itu disebut ilmu syareat atau disebut
juga ilmu fiqih atau disebut juga ilmu hukum Islam. jadi kalau bicara ilmu
hukum Islam, ilmu fiqih, ilmu syareat sama maksudnya ilmu tentang keislaman.
Landasan kepemimpinan dalam Islam tidak bisa lepas dari pada penegakan
ajaran islam, manakala seseorang ingin menegakan
kepemimpinan dalam Islam kemudian tidak berdiri atas dasar iman dan Islam maka
omongkosong dia bisa mensuritauladanankan darii kepemimpinan Nabi kita saiduna
Muhammad Saw.
3.IHSAN
Persoalan Ihsan, ihsan ini adalah masalah-masalah yang menyangkut amalul
Bhatiniyyah atau amalul Qalbiyyah amal hati, dia bicara amal hati, tentang
sifat-sifat yang baik,tentang sifat-sifat yang buruk tentang akhlaq, makanya
soal keihsanan ini dibahas dalam ilmu akhlaq atau disebut juga ilmu suluk atau
disebut juga ilmu adab atau disebut juga ilmu tasowuf. itu semua maksudnya sama
mau ilmu tasowuf mau ilmu akhlaq mau ilmu suluk mau ilmu adab itu tidak lain
tidak bukan adalah pembahasan soal keihsanan
Tiga perkara
ini Iman Islam dan Ihsan inilah yang disebut rukun Agama, jadi Agama yang lurus,
agama yang diridhai Allah memiliki ke tiga unsur ini, sehingga ketiga unsur ini
tidak boleh dipisahkan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. satu
saja tidak ada maka dia tidak ikut agama yang diridhai Allah SWT,
Jadi tidak bisa
orang hanya pegang Iman Islam tanpa Ihsan, atau orang pegang Islam dan Ihsan
tanpa iman mustahil. jadi sekali lagi Iman Islam Ihsan tidak boleh dipisahkan.
makanya kalau ada pertanyaan mana yang harus pertama kita pelajari ? mana yang
paling penting aqidah syariat atau akhlaq ? jawabnya ketiga-tiganya sama
pentingnya, ketiga-tiganya harus dipelajari secara bersamaan secara simultan
secara berkesinambungaan. tidak bisa orang belajar aqidah tanpa syareat tidak
boleh orang belajar syareat tanpa aqidah. kenapa ? sebab manakala orang belajar
aqidah tanpa menjalankan syareat bagaimana aqidahnya bisa kuat. dan manakala
orang mempelajari syareat tanpa berdiri atas aqidah yang benar bagaimana
syareatnya bisa tegak dan diridhai oleh Allah, dan manakala orang menegakan
aqidah kemudian menjalankan syareat tanpa melahirkan Akhlaq yang mulia omong
kosong.karena manakala aqidah itu mantap syareat itu tegak pasti akhlaq akan
mulia.
Jadi akhlaq itu
cerminan manakala seseorang itu mengaku aqidahnya kuat kemudian dia mengaku
syareatnya tegak tapi kalau ternyata akhlaqnya ruksak berarti ada yang tidak
beres dengan aqidahnya ada yang tidak beres dengan penegakan syareatnya.
Kita ingatkan
bahwa didalam mempelajari agama kita yang lurus ini, maka aqidah, syareat dan
akhlaq harus dipelajari sekali gus tidak mempelajari yang satu dengan
mengabaikan yang lainnya.kita pelajari aqidah untuk memantapkan keimanan kita
kepada Allah sekaligus kita amalkan syareatnya yang diajarkan oleh Nabi kita
Saiduna Muhammad SAW untuk melahirkan akhlaq yang mulia.
Inilah landasan
kepemimpinan Islam, kalau ada kepemimpinan tidak berlandaskan Iman Islam dan
Ihsan maka itu bukan tipe atau moadel kepemimpinan Nabi kita saiduna Muhammad
SAW. kepemimpinan Nabi berdiri atas dasar Iman Islam dan Ihsan berdiri atas
Aqiah syareat dan aklaq
2. MODAL
Pilalar yang
kedua modal. apa modal yang di perlukan untuk kita
mewujudkan satu kepemimpinan islam yang di contokan oleh Nabi Muhammad Saw ,maka modalnya adalah :
1.NIAT
Nabi yang
mengatakan
إنما الأعمال بالنيات و إنما لكل امرئ ما نوى
setiap amal
perbuatan itu harus diawali dengan Niat dan seseorang itu mendapat ganjaran
sesuai dengan niat.
Jadi niat ini
merupakan dasar, jadi kalau kita bicara tentang kepemimpinan Islam maka dari
awalnya harus didasari dengan niat yang ikhlas karena Allah, niat yang baik.
Cuman saya mau
ingatkan, di zaman sekarang kalau bicara niat kadang-kadang ada yang
kebelinger, apa dia bilang manakala dia berbuat tidak baik ditegor oleh gurunya
“kamu jangan berbuat tidak baik” apa dia jawab “kan yang penting niatnya baik
ustad, kan ustadz yang ngajarin niat yang pentingkan niatnya baik niat saya
baik saya tidak ada niat jahat” ini jawaban semacam ini berbahaya.
Maka itu saya
akan memberikan rumus bicara soal niat :
1.Amal Baik +
Niat Baik = Baik
Contoh :
amalnya shalat niatnya mencari ridha Allah, amalnya baik niatnya baik hasilnya baik Allah
terima amalnya.
2. Amal Baik +
Niat Buruk = Buruk
Contoh : dia Shalat
tapi niatnya supaya dipuji orang bukan mencari ridha Allah, ria Allah tidak terima amalnya.
3.Amal Buruk +
Niat Baik = Buruk
Contoh : dia
berjudi tapi niatnya baik kalau menang mau sumbang mesjid, mau bantu anak yatim,mau
bantu orang tua yang lemah tetep Allah
tidak terima. Walaupun niatnya baik kalau amalnya buruk ya buruk
4.Amal Buruk +
Niat Buruk = Buruk / bejad
Contoh : judi
niatnya kalau menang buat melacur untuk berzina. Kalau menang
mau beli narkoba, mau beli miras, ini sudah amalnya biruk niatnya buruk
samadengan bejad
Berarti dari
empat rumus tadi yang Allah terima yang pertama Amal Baik + Niat Baik = Baik.artinya tidak cukup dengan niat baik
amalnya juga misti baik.
Jadi jangan
coba-coba ada anak dikasih nasihat oleh orang tua “ eh kamu tidak boleh berbuat
begitu “ jawabnya “ yang penting niatnya baik”. Bukan yang penting niatnya baik
yang penting niat dan amalnya sama-sama baik.
Begitu juga
kepemimpinan dalam Islam niat yang mesti ditanjabkan artinya dia berupaya untuk
mencapai satu kepemimpinan yang baik niatnya harus baik juga mesti dengan amal
yang baik. niat yang baik itu modal.
2.ILMU
Ya ko mau jadi
pemimpin Islam ilmu tidak punya berbahaya sekali jadi kalau bicara kepemimpinan
dalam Islam yang tidak berilmu tidak boleh menjadi pemimpin, pemimpin itu misti
berilmu dia misti bisa menyelesaikan masalah, mengatasi poblem menjawab suatu situasi, harus misti berilmu
tidak boleh tidak cukup hanya dengan niat, niatnya sudah baik ilmu tidak ada
tidak bisa,misti punya ilmu. kenapa ?
العِلْمُ
إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
Ilmu itu imam
amal perbuatan, bagaimana amal perbuatannya bisa baik dia tidak punya ilmunya, bagaimana
kepemimpinannya bisa baik kalau dia tidak punya ilmu.
3.AMAL
Ada niat ada
ilmu ada amal perbuatan jadi sudah niatnya baik ilmunya bagus amalnya juga
bagus ini merupakan modal kepemimpinan dalam Islam yang dicontokan oleh Nabi
kita saiduna Muhammad SAW.
4.DO’A
Hati-hati, usaha
tanpa do’a sombong , beramal tanpa do’a sombong dia terlalu yakin kalau dengan usahanya
bisa mencapai segala sesuatu mencapai kesaksesan. sebaliknya do’a tanpa usaha
kosong. oleh karenanya dalam ajaran Islam itu antara Amal dan do’a harus
sejalan, dia beramal dengan sungguh-sungguh tapi ingat ! yang menentukan segala
sesuatu tetap Allah. maka itu mohon pertolongan Allah. mohon pertolongan Allah
jagan sombong. Pokonya apapun yang anda lakukan sudah dengan niat baik ilmu
baik jangan lupa mohon pertolongan Allah SWT.
5.TAWAKAL
Kalau kita
sudah menancapkan niat membulatkan tekad kalau kita sudah beramal berdo’a
jangan lupa yang kelima kita wajib kita tawakal dalam surat ali Imran 159
فَإِذَا
عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Apa
kata Allah Kalau kau sudah bulatkan tekad
sudah beramal, sudah berusaha tinggal apa yang paling terakhir yaitu
tawakal serahin kepada Allah, berhasil tidak berhasil itu urusan
Allah, dengan tawakal inilah inggsa Allah amal apapun yang kita
lakukan akan diberkahi oleh Allah SWT. Ini
modal kepemimpinan dalam Islam
Jadi kita kalau
kita bicara kepemimpinan Nabi, kalau kita mau conto beliau dalam kepemimpinan
anda kedepan ingin jadi pemimpin, pemimpin Umat, pemimpin Masyarakat, pemimpin
kelompok, pemimpin golongan, pemimpin Agama, pemimpin Negara pemimpin bangsa
jagan lupa tancabkan niat dengan baik, bekali diri dengan ilmu yang manfa’at
dan kerjakan amal-amal yang bagus dan jangan lupa berdo’a mohon bantuan Allah
SWT dan yang terakhir adalah tawakal ingsa Allah dengan modal ini kepemimpinan
yang kita tegakan akan betul-betul diberkahi oleh Allah sebagai mana Allah
telah memberkahi kepemimpinan Nabi dan Para Shahabatnya.
3.SIFAT
Sekarang kita
masuk kedalam pilar yang ketiga, pilar yang ketiga tentang sifat kepemimpinan
Islam yang pernah dicontohkan Nabi.
Kalau kita
belajar Rosul dan Nabi ada tidak sifat yang wajib bagi Rasul ? ada berapa sifat
? ada empat ; sidiq, fathanah, amanah dan tabligh. itu sifat kepemimpinan Nabi.
Oleh karenanya
siapapun umat Islam yang ingin tampil menjadi pemimpin atau di kader agar
kedepan menjadi pemimpin wajib mensuritauladani Nabi dalam kepemimpinan, Nabi
dalam kepemimpinan mempunyai sifat :
1.FATHANAH, Cerdas pintar
2.SIDIQ, Sidiq
itu benar, lurus kalau berkata itu tidak pernah bohong jadi kalau berkata itu
selalu bener tidak ada dusta.
3.AMANAH
Dimana segala
tugas yang dibebankan kepada Nabi, Nabi laksanakan sebagai mana mestinya amanah
karena tugas kenabian itu adalah amanah dari Allah dan tugas kepemimpinan itu
juga amanat dari Allah, siapa yang ditakdirkan jadi pemimpin di tengah
masyarakat dia misti fathanah dia misti cerdas tidak boleh orang bodoh, dia
harus sidiq berkata selalu jujur berkata
selalu benar, bersikap selalu lurus dan dia amanah tugas yang dipercayakan
kepada dia oleh masyarakat, oleh rakyat, oleh bangsa itu adalah amanah yang
harus disampaikan dengan semestinya.
4.TABLIGH
Maksudnya
menyampaikan, Nabi diberikan satu amanat oleh Allah untuk
disampaikan kepada umat Nabi sampaikan, tabligh itu bagaimana Amanat tersebut mengenai
sasaran sampai pada tujuan.
Jadi ucapan
Nabi tabligh, sikap Nabi tabligh cara nabi melaksanakan
tugas yang ada tabligh, tabligh mengenai sasaran sampai, Nabi sampaikan oh ini yang hak ini yang
bathil, ini yang baik ini yang buruk, wajib Nabi
sampaikan kepada Umatnya.
Begitujuga
pemimpin-pemimpin Islam satu dia misti cerdas bagaimana mau pimpin kalau dia
tidak cerdas. kedua dia misti sidiq misti bersikap lurus
benar tidak boleh dia menjadi penghiyanat dan dia harus amanah segala tugas
yang diberikan kepada dia laksanakan dengan benar dan jangan lupa dia mesti
tabligh sampaikan kepada rakyat yang dipimpinnya mana yang baik mana yang
buruk, mana yang hak mana yang bathil.
itu umat di
tungtun jangan sampai umat salah jalan dan yang lebih berbahaya lagi kalau
sangpemimpin justru menjerumuskan umat kedalam kemungkaran, itu bukan tipe kepemimpinan Islam. tipe
kepemimpinan Islam dia tidak akan menjerumuskan rakyatnya kedalam jurang
kehancuran, dia tidak akan menjerumuskan rakyatnya kedalam jurang kebathilan,
kedzoliman, kemungkaran.
dia selalu
sampaikan kepada umatnya kepada rakyatnya kepada orang yang dipimpinnya jagan
begini jangan begitu harus begini harus begitu jangan langgar aturan jangan
langgar syareat. Ini namanya tabligh. tapi kalau rakyat bikin kemungkaran pemimpin
diam saja itu bukan pemimpin Islam, kepemimpinan Islam tidak begitu. Ini sifat kepemimpinan Islam.
4.KARAKTERISTIK
Kalau sifat ini
dimiliki oleh seorang pemimpin Islam akan melahirkan Karakteristik, Karakteristik itu sifat yang istimewa yang
tampak dari kepemimpinan seorang muslim manakala dia contoh kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW inilah pilar keempat yaitu tentang Karakteristik kepemimpinan
Islam yang di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW apa itu :
1. AL-WALA'
& AL-BARRA'
Apa maksudnya Al-Wala' &
Al-Barra' ? Al-Wala' itu adalah penanjaban ikrar dalam
dirii kita bahwa kita hanya akan menjungjung tinggi hukum Allah dan Rasul-Nya. itu
namanya Wala'. pokonya hukum Allah dan Rasul-Nya dia jungjung tinggi siap patuh
dia siap memberikan totallitas keta’atan dan kepatuhan hanya kepada Allah dan
Rasul-nya.ini disebut Wala'. jadi apa itu Al Wala' ? memberikan totallitas keta’atan dan kepatuhan
hanya kepada Allah dan Rasul-nya.
Sekarang Al-Barra', apa itu Al-Barra' ? Al-Barra' itu melepaskan diri dari segala bentuk hukum
yang bertentangan dengan hukum Allah dan Rasul-Nya. pokonya ada aturan yang tidak sesuai dengan
syariat Islam, tidak sesuai dengan Al-Quran atau Al Hadits
tidak sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya kita melepas diri, kita tidak mau terlibat didalam aturan semacam
itu, itu disebut Al-Barra'.
Nah pemimpin
muslim misti begini seorang pemimpin Islam wajib dia berikan totalitas
kepatuhan hanya kepada hukum Allah dan Rasul-Nya dan dia wajib melepaskan diri
dari segala bentuk hukum yang bertentangan dengan hukum Allah dan Rasul-Nya. Nah mana kala ada pemimpin Islam justru dia
melanggar aturan Allah dan Rasul-Nya, justru dia membuat aturan yang bertentangan
dengan aturan Allah dan Rasul-Nya berarti dia tidak mensurituladani
kepemimpinan Nabi kita Muhammad SAW.
2.JUJUR DAN
ADIL
Tadi sudah ada
sidiq ada amanah, jadi kalau orang sudah mempunyai sifat sidiq selalu lurus
selalu benar dalam ucapan maupun tindakan dan mempuyai sipat amanah selalu
menyampaikan amanah yang sudah dibebankan diatas pundaknya dia tidak khiyanati
manah tersebut dia akan punya karakter pemimpin yang jujur dan adil. jujur dan
adil ini penting, bagaimana kepemimpinan Islam tegak kalau yang memimpinnya
tidak jujur dan tidak adil, wajib jujur dan wajib adil ini merupakan
Karakteristik yang has didalam kepemingpinan Islam.
3.PERSAMAAN DAN
KEBERSAMAAN
Ini penting
kalau ingin menjadi seorang pemimpin Islam sebagai mana yang di contohkan oleh
Nabi siap menjungjung tinggi persamaan artinya jangan merasa so lebih tinggi
dari orang lain, rakyatnya di rendahin orang kecil tidak di hargain, orang yang
tidak punya kedudukan dia remehkan. tidak bisa ! Pemimpin Islam itu tidak boleh
membeda-bedakan antara rakyatnya yang kaya yang miskin, yang orang besar yang
orang kecil semua punya hak dan kewajiban yang sama dan semua harus diperlakukan yang sama, kalau persaman itu
sudah ditegakan maka membangun kebersamaan lebih mudah, tapi kalau sudah
rakyatnya di beda-bedain, yang punya duit dengan yang punya duit yang kaya
dengan yang miskin kalau sudah ada pembedaan tidak ada persamaan tidak mungkin
bisa membangun kebersamaan.
Pemimpin Islam
itu tidak boleh membeda-bedakan antar rakyatnya yang kaya yang miskin yang
orang besar yang orang kecil semua punya hak dan kewajiban yang sama.dan semua
harus diperlakukan sama.
Kalau persamaan
itu sudah ditegakan maka membangun kebersamaan lebih mudah tapi kalau sudah
rakyatnya di beda-bedain yang punya duit dengan yang tidak punya duit yang kaya
dengan yang miskin kalau sudah ada pembedaan tidak ada persamaan mana mungkin
bisa membangun kebersamaan.
Orang kalau
sudah diperlakukan dengan sama maka kalau mau di bangkitkan kebersamaannya, gotong
royongnya saling bantunya semua lebih mudah, maka itu karakteristik
kepemimpinan Islam maka si pemimpin harus mampuh membentuk persamaan dan
membangun kebersamaan.
Makanya
pemimpin –pemimpin Islam dulu kita lihat umpamanya dulu khulafaur Rasidin
apakah itu saidina Abu Bakar Umar Utsman
Ali Radiyallahu anhum menunjukan kepada masyarakat bagaimana mereka membangun
peresamaan sebagai mana yang diajarkan oleh Nabi, mereka membangun kebersamaan
sebagaimana di contohkan oleh Nabi, makanya Karakteristik kepemimpinan para
khulafaur Rasidin begitu kuat, kenapa kuat karena mensuritauladani Nabi
Muhammad SAW.
4.LEMBUT DAN
SANTUN
Di dalam al
Quranul karim Nabi diajarkan, dikasih petunjuk oleh Allah bagaimana cara memimpin umatya
diantaranya Allah nyatakan Ali Imran 159:
فَبِمَا
رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ
لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ
فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُتَوَكِّلِينَ
Ya Muhammad
kalau kau bersikap kasar dan bengis
hati terhadap bereka umat yang engkau pimpin لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ nanti mereka bubar meninggalkan mu, sehingga jika mereka sudah bubar sulit untuk di bangun kepatuhan mereka
kepada pemimpin, sulit untuk dibangun ketundukan mereka kepada
pemimpin. Jadi Allah larang untuk bersikap kasar dan
bengis, Allah perintahkan Nabi untuk bersikap lembut
santun tanyakan kepada mereka apa kebutuhan mereka, apa keluhan mereka apa
kekurangan mereka, apa kemauan mereka, ini merupakan Karakteristik
kepemimpinan Islam.
5.TEGAS DAN
BERANI
Dia misti tanya
dia misti antun kepada rakyatnya tapi jangan lupa jangan sampai kelembutan dan
kesantunannya menghilangkan sikap tegas dan beraninya ini tidak boleh. Pemimpin
Islam itu di samping lembut juga harus tegas dan berani, kalau tidak tegas
repot nanti, dia bisa diinjak oleh bawahannya, bisa di hiyanati oleh orang yang
ada diskitarnya, bisa dilecehkan oleh lawan-lawannya dia misti tegas dan dia
wajib bisa menggambil satu keputusan.
Jadi sekali
lagi disamping lembut dan santun juga harus tegas dan berani. seorang pemimpin Islam dia misti bisa
menempatkan kapan dia harus lembut, kapan dia misti santun kapan dia misti tegas, kapan dia misti berani untuk mengambil
keputusan inilah Karakteristik kepemimpinan Islam.
Sebelum kita masuk kepada pilar yang terahir
yang kelima, saya ingin ingatkan kepada anda tolong diperhatikan baik-baik
kalau anda punya cita-cita kedepan untuk bisa jadi pemimpin maka dari sekarang
jangan ditunda, dari sekarang singkirkan segala sikap dan perbuatan yang kelak
akan menjadi beban kita di masa depan. contoh : kalau betul kedepan ingin
menjadi pemimpin di tengah umat dari sekarang dari masa muda kita jangan
melakukan suatu perbuatan yang tercela, jangan kena narkoba jangan berjudi
jangan berzina jangan mencuri jangan kenapa ? sebab kalau itu anda lakukan itu
akan jadi noda hitam dan akan jadi beban dikemudian hari.
Katakan salasatu dari pemuda jadi pemimpin tapi
teman-temannya tahu dulu di sekolah ini narkoba, dulu di sekolah oh dia
biangnya judi, dulu di sekolah oh anak yang paling nakal itu wibawa anda jatuh
dihadapan anda punya kawan-kawan lama, kalau kawan anda baik segala kejelekan
anda dia sembunyikan kalau kawan anda tidak baik, kemudian kejelekan anda diceritakan
disana-sini” dia dulu jahat maling tuh ah jangan-jangan korupsi ni “ kenapa ?
sebeb noda itu anda buat semasa muda.
Jadi kalau
punya cita-cita jadi pemimpin dari sekarang segala perbuatan tercela segala
perbuatan jelek, segala sikap yang bisa menjadi beban dimasa depan hilangkan
tidak ada narkoba tidak ada judi bahkan merokopun hilangkan, tidak ada roko
untuk anak-anak sekolah ini supaya anda betul-betul bersih.begitu suatu saat
anda tampil jadi pemimpin kawan-kawan anda pun mengakui “ oh wajar kalau dia
jadi pemimpin dia itu dulu waktu sekolah sama saya ngeroko juga enggak narkoba
apalagi enggak dia mencuri juga tidak dia anak baik, dia anak rajin bahkan
kalau dialog dia selalu memimpin
dialog”.
artinya
temannya mengakui wajar dia sekarang jadi
pemimpin sebab dulu tanda-tandanya sudah kelihatan waktu dulu sama-sama
pesantren, waktu dulu sama-sama sekolah dia memang anak baik, dia suka bantu
kawan dia tidak macam-macam sama guru dia hormat dia berprestasi itu modal kita
agar bisa percaya diri menjadi pemimpin dikemudian hari.
Maka itu ingat
shubanul yaom rijalul ghad pemuda hari ini pemimpin hari esok, kalau sekarang anda nakal, bengal segala pekerjaan tidak terpuji anda
lakukan, itu akan menjadi catatan buat teman
anda,begitu suatu saat anda tampil menjadi pemimpin “ Ya..kutu kupret jadi
pemiimpin “ enak saja temen kita menjelekan kita,” ya..yang begini ya..kadal
kebon jadi pemimpin, saya tahu rahasia dia dulu paling tidak bener waktu di
sekolah yang nyolong dia, yang narkoba dia, yang main perempuaan dia, yang
nyakiti guru dia” hati-hati iu-tuu nanti akan menjadi suatu bumerang
buat kita bahkan itu bisa berbahaya.
Jadi tancapkan
dari sekarang oh شبان اليوم رجال الغد pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok, besok saya akan jadi pemimpin
apakah itu pemimpin masyarakat, pemimpin Agama, pemimpin bangsa, pemimpin
negara. dari sekarang pupuk sikap yang baik dari sekarang tanamkan itu
kewibawaan, dari sekarang tanamkan itu segala kebajikan sehingga di masa depan nanti tidak ada satupun celah yang
dapat menjatuhkan kita.
Apalagi pemuda
zaman sekarang jaga dari narkoba, ganja yang merusak akal, merusak diri, merusak
kesehatan, merusak mental. naudzubilahi min dzalik.
5.MUSYAWARAH
Kita masuk ke
dalam pilar yang kelima adalah Identitas Kepemimpinan Islam yang di tunjukan oleh Nabi Muhammad
SAW ini puncak pilar setelah tadi kita bicara tentang landasannya, modalnya sifatnya, Karakteristiknya kalau
semua itu telah terpenuhi akan muncul identitas yang luar biasa didalam Kepemimpinan
Islam yang sepanjang zaman di jaga oleh khulafa yang dijaga oleh para umara, kaom muslimin dari zaman ke zaman hingga hari
ini.
Identitas Kepemimpinan
Islam itu adalah MUSYAWARAH, bagai mana Musyawarah itu menjadi Identitas Kepemimpinan Islam ?
mari kita lihat :
Musyawarah dalam Al-Quran
1. MUSYAWARAH KELUARGA
Dalam Q.S.2. AL-BAQARAH : 233
فَإِنْ أَرَادَا فِصَالا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا
وَتَشَاوُرٍ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا
Ayat ini sedang
membicarakan tentang hubungan suami istri didalam melaksanakan hak dan
kewajibannya didalam rumah tangga.
Allah nyatakan فَإِنْ أَرَادَا jika
pasangan suami istri itu menginginkan فِصَالا fisolan
artinya menyapi anak mereka, anak bayi kalau menyusu itukan biasanya dua
tahun itu disapih agar jangan nyusu lagi. lalu bagaimana sebelum dua tahun
suami istri ini sepakat udahlah disapih saja ganti dengan susu botol dan lain
sebagainya, mereka ingin sapih sepakat عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا dengan
saling meridhai diantara keduanya وَتَشَاوُر dan sudah melalui
musyawarah فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا maka kedua suami istri tadi tidak
berdosa.
Saya
tidak ingin bicara soal menyusuinya, saya tidak ingin bicara hubungan suami
istrinya tapi yang ingin saya garis bawahi bagaimana Allah menceritakan kepada
kita pentingnya musyawarah dalam
hubungan suami istri. inilah yang disebut musyawarah keluarga.
Jadi
dulu Nabi SAW di dalam keluarga suka Musyawarah, musyawarah dengan istrinya
musyawarah dengan mantunya, musyawarah dengan putri-putrinya.
Sekali
waktu Nabi ingin melakukan perjalanan musyafir, istri Nabi tidak satu siapa ini
yang berhak ikut di musyawarahkan, di kumpulkan istri-istrinya siapa ini yang
berhak ikut musafir hasil keputusan musyawarah itulah yang Nabi ajak untuk
musafir. Subhanallah.
Kelihatannya
persoalan kecil, tapi hati-hati musyawarah ini sesuatu hal yang luar biasa
dalam Islam. kenapa Nabi menunjukan kepada kita musyawarah dengan istri
musyawarah dengan anak, musyawarah dengan keluarga bahkan musyawarah dengan
para sahabatnya ?
Sebab
dalam musyawarah ada pendidikan yang luar biasa :
1.Di dalam Musyawarah orang itu dididik
gimana supaya berani menytaakan pendapat.
Padahaal
kita punya Nabi tidak butuh dengan musyawarah dengan manusia lain, Nabi itu
Rasul, Nabi itu dapat wahyu, pendapat Nabi pasti benar, tidak Nabi tidak butuh
pendapat istrinya, anaknya, cucunya sahabatnya ,Tidak ! putusan Nabi mengikat
semua, tapi sunguhpun Nabi tidak butuh musyawarah, Nabi tidak perlu musyawarah
Nabi bisa memutuskan sendiri tapi kenapa ko tetap Nabi Musyawarah ? tetep,
persoalannya dalam musyawarah tersebut Nabi mendidik istrinya mendidik anaknya,
mendidik sahabatnya bagai mana cara mereka untuk berani mengungkapkan pendapat
dari musyawarah tersebut,
Orang
kalau tidak dididik dari kecil bagaimana cara mengeluarkan pendapat dalam
suatu forum bagaimna kedepan dia mengeluarkan pendapat.
Jadi
musyawarah itu pendidikan, Nabi ajak istrinya musyawarah, Nabi ajak putranya
musyawaarah, Nabi ajak shahabatnya musyawarah kenapa ? Nabi didik mereka begini
cara musyawarah begini cara mengeluarkan pendapat.
2. Bagaimana
Cara Mempertahankeun Pendapat
Bukan
itu saja dengan musyawarah Nabi mendidik keluarganya supaya tahu bagaimana cara
mempertahankeun pendapat, bukan hanya menyatakan pendapat, menyatakan pendapat belum tentu
pendapatnya di terima, mungkin
nanti ada yang membantah dia misti
bisa mempertahankan pendapatnya, bagaimana cara mempertahankan
pendapat yang baik, di didik oleh Nabi
3. Mentalnya
Dididik Untuk Siap Kalau Pendapatnya Ditolak
Tidak
sampai disitu orang yang musyawarah dididik untuk dia bukan hanya berani
berpendapat, bukan hanya siap mempertahankan pendapat, tapi juga mentalnya
dididik untuk siap kalau pendapatnya ditolak, dia harus siap mental pendapatnya
bisa, diterima bisa di tolak jadi dalam musyawarah ada
pendidikan.
4. Bagaimana
Cara Menghargai Pendapat Orang Lain.
Tidak
sampai disitu dalam musyawarah dididik juga bagaimana cara menghargai pendapat
orang kita disuruh mendengarkan bukan kitaa saja yang behak mengeluarkan
pendapat kan orang lain juga berhak mengluarkan pendapat, bukan kita saja nanti pendapatnya
yang dibantah orang lain juga akan dibantah pendapatnya juga,belajar.
5. Bagaimana
Kita Menghargai Perbedaan Pendapat
Belajar
bagaimana cara mempertahankan pendapat, bagaimana cara dia mengeluarkan
pendapat yang lebih penting bagaimana kita menghargai perbedaan pendapat.ini
yang dididik oleh Nabi.
Makanya
begitu Nabi wafat, para sahabat sudah biasa musyawarah. saidina abu bakar sudah
biasa musyawarah, saidina Umar sudah biasa musyawarah, saidina Utsman sudah
biasa musyawarah, saidina Ali sudah biasa musyawarah sehingga mereka mampuh
untuk memimpin Umat dengan
prinsif-prinsif musyawarah.
Kalau
begitu musyawarah penting tidak ?
Seorang ayah dalam
keluarga ajak musyawarah ajak istrinya, ajak anaknya, walaupun ujung-ujungnya
nanti pendapat yang dipakai pendapat sibapa, tapi jangan tunjukan otoriter
jangan “ hai istriku kau punya pendapat apa ? hai anakku kau punya pendapat apa
? begitu pada mengeluarkan pendapat puji “pendapatmu bagus” “tapi kalau begini
bagaimna ? kalau begitu bagaimana” buka
dihadapan mereka dia kekurangan kekurangan pendapat tersebut. ajak anak minta
pendapatnya, jika kebetulan pendapat istrinya bagus, kalau kebetulan pendapat
anaknya bagus kalau justru pendapat tersebut pendapat yang terbaik kenapa tidak
kita ambil itu bisa menanamkan rasa cinta ditengah anak-anak kita. ini
musyawarah keluarga.
2. MUSYAWARAH NEGARA
Dalam Q.S.3. AALI - 'IMRAAN : 159
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ
اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ
حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُتَوَكِّلِينَ
Luar biasa
dengan ayat ini, ini ayat tuntunan dari Allah kepada Nabi
bagaimana cara memimpin negara, mimpin rakyat, mimpin umat.
Apa Allah
katakanفَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ
اللَّه dengan lantaran rahmat dari Allah لِنْتَ لَهُمْ engkau ya Muhammad
bersikap lembut terhadap mereka kepada umat, kepada rakyat yang kau pimpin وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ andaikata engkau bersifat kasar
atau bengis hati لانْفَضُّوا
مِنْ حَوْلِكَ maka kau punya rakyat akan bubar
meningalkanmu.
Nah
Allah kasih tuntunan yang namanya mimpin umat mesti sabar, kadang-kadang umat
itu melakukan kesalahan, bagaimana kalau umat melakukan kesalahan, Allah
katakan فَاعْفُ عَنْهُمْ ma’afin
mereka. jadi pemimpin itu misti gampang mema’afkan rakyatnya, bukan bengis
terhadap rakyat bahkan وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ memohonkan ampun kepada Allah untuk segenap kesalahan yang
dilakukan kau punya pengikut kau punya rakyat jangan rakyat sendiri dilaknat, jangan rakyat sendiri dimusuhi, jangan rakyat
sendiri dianggap sebagai lawan,jangan.
Kalau
mereka salah kasih nasihat, ma’afin mereka banyak istigfar mohon ampun.dan yang
paling menarik وَشَاوِرْهُمْ ajak mereka musyawarah.
Allah yang suruh hai pemingpin ajak musyawarah artinya tanya-tanya rakyat, turun kebawah, tanya itu rakyat apa keluhannya,
apa kemauannya, apa usulnya, apa sarannya. Allah yang suruh. inilah yang
disebut musyawarah negara.
Kalau tadi Musyawarah
keluarga dalam surat Al Baqarah, kalau sekarang musyawarah negara dalam surat Ali Imran,
dalam Al Quran mana yang lebih dulu Ali Imran apakah Al Baqarah ? Al Baqarah
baru Ali Imran, ini artinya isyarat biasakan dulu setiap muslim musyawarah keluarga nanti kalau sudah biasa
begitu mereka keluar ke masyarakat menjadi pemimpin masyarakat, bangsa atau negara, mereka akan terlibat langsung dengan
musyawarah negara, kalau mereka sudah dari kecil terdididk dengan musyawarah
keluarga begitu mereka turun kemasyarakat begitu terjun kedalam urusan negara, mereka tidak kaget lagi dengan urusan
musyawarah negara.
Ini indahnya
islam biasakan musyawarah dari rumah tangga dari keluarga hingga musyawarah
sekolah, hingga musyawarah kerukun Tetangga. ke warga, kelurahan, kecamatan
sampai ketingkat negara. inilah yang disbut musyawarah Negara.
3. MUSYAWARAH
IDENTITAS
Yang ketiga ini yang tidak kalah menarik, didalam Q.S.42.
Asy-Syuuraa : 38
Sampai suratnya di kasih nama surat asyu-syuuraa apa arti syuura yaitu
musyawarah, saking pentingnya musyawarah Allah jadikan sebagai
nama surat. kenapa surat ke 42 ini disebut surat
Asy-Syuuraa sebab di ayat ke 38 musyawarah itu dijadikan
sebagai identitas orang beriman. Allah sebutkan hamba-hamba Allah yang beriman
yang dijamin akan masuk surganya
Allah,siapa mereka ?
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا
الصَّلاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
وَالَّذِينَ
اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ mereka-mereka yang
menyambut seruan Allah وَأَقَامُوا الصَّلاةَ dan yang
mendirikan shalat وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ dan
menyelesaikan urusan diantara mereka dengan melalui musyawarah وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ dan mereka
menginfakan apa-apa yang kami rizkikan kepada mereka.
Ini ciri identitas orang beriman, identitas, apa ciri identitas orang
yang beriman ? shalat, zakat, menyambut seruan Allah terus apa lagi yang Allah sebutkan
وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ dan menyelesaikan
urusan mereka dengan musyawarah. inilah yang disebut musyawarah identitas,
Jadi ada musyawarah keluarga, ada musyawarah negara, ada musyawarah
identitas. Kalau orang sudah biasa musyawarah keluarga nanti
suatu saat dia jadi pemimpin dia tidak canggung lagi untuk musyawarah negara, kalau umat Islam dalam urusan keluarga musyawarah, dalam urusan negara musyawarah, maka musyawarah akan menjadi identitas bagi
mereka. itulah sebabnya surat ini disebut surat Asyura
karena di ayat ke38 Allah jadikan musyawarah sebagai identitas orang yang
beriman.
PERAN & FUNGSI MUSYAWARAH
1.Meraih
Rahmat Dan Berkah
Saya ingatkan
ini musyawarah bukan hanya urusan keluaraga dan negara, para siswa jadi pemimpin OSIS, jadi ketua kelas, jadi pimpinan kelompok di pesantrennya ini
musyawarah harus di jungjung tinggi, manakala dia jungjung tinggi musyawarah di
praktekan dalam kepemimpinannya itu akan meraih rahmat dan berkah.kenapa ?
karena Musyawarah perintah Allah. kalau Allah suruh kita terus kita kerjakan
pasti dapat rahmat dan pahala juga keberkahan karena kita menjalankan perintah
Allah.
2. Membangun Kesetiaan Pengikut
Anda kalau memimpin kelompok atau organisasi kita jungjung tinggi
musyawarah pengikut anda akan setia “ oh pemimpin saya tidak otoriter, oh pemingpin saya tidak diktator, oh ternyata pendapat temen-temen diterima ko
oleh kita punya pemimpin, walaupun pendapat saya tidak diterima tapi pendapat
kawan saya diterima, pemimpin saya ini adil memperlakukan daripada pengikut
” ini membuat pengikut cinta kepada
pimpinan, membuat pengikut setia kepada pemimpin. kenapa ? karena dihargai,dimanusiakan.
3.Membangun Rasa Tanggungjawab
Kalau anda menjadi pemimpin anda mengambil
keputusan tanpa musyawarah yang lain tidak akan merasa tanggung jawab dengan
keputusan tersebut “ah itukan keputusan pimpinan “ andaikata suatu saat
keputusan itu salah yang disalahkan pemimpinnya “ah dia yang mengambil
keputusan” tapi kalau hasil musyawarah semua ikut merasa bertanggung jawab ini
pendapat kami bukan pendapat dia,bukan pendapat aku atau pendapat saya atau
pendapat kamu.ini pendapat kami bersama.itu Membangun Rasa Tanggungjawab.
4. Membangun Rasa
Memiliki Visi Misi
Jadi kalau dalam rapat itu
pemimpin menyampaikan apa sih tujuan dia dari yang sedang dirapatkan jadi semua
ikut merasa memiliki karena itu putusan bersama, segala tujuan maksud arti
ma’ana yang ingin di wujudkan oleh keputusan bersama tadi itu semua merasa ikut
memiliki. inget jika semua merasa memiliki mewujudkannya lebih mudah, mengimflementasi kannya lebih mudah. tapi kalau tidak ada rasa
memiliki sulit kita wujudkan cita-cita yang di
inginkan oleh komunitas yang kita
pimpin tersebut.
5.Membangun Motivasi Dan
Kreativitas
Kalau setiap anggota disuruh
mengeluarkan pendapat disuruh
menyampaikan usul dan sarannya semua jadi berpikir semua jadi ngasah otak semua
jadi termotivasi terdorong sehingga mereka kreativ mereka punya inprofisasi
Mereka bukan
hanya bisa mengatakan “iya” saja mereka bisa mengusulkan, menyarankan muncul
idea-idea yang kadang tidak terpikir itu
ide. inilah pentingnya musyawarah. Inilah identitas dari kepemimpinan Islam.
Dengan demikian
kesimpulan yang ingin saya samapaikan disini, kepada para sisiwa saya ingatkan
bahwa شبان اليوم رجال الغد pemuda hari ini adalah
pemimpin hari esok. jadi anda semua akan menjadi pemimpin, apakah pemimpin
rumah tangga, apakah pemimpin perusahaan, apakah pemimpin kelompok, apakah
pemimpin organisasi apakah pemimpin bangsa negara besok anda akan jadi pemimpin
ingsa Allah.
Ingat anda jadi
pemimpin jangan lepaskan pilar-pilar Islam yang telah di laksanakan dan di
contohkan oleh Nabi kita saiduna Muhammad SAW.mudah-mudahan dengan niat baik
kita dengan tekad baik kita Allah akan memberkahi kita semua.amin
Didalam suatu
kepemimpinan memang berhasil tidaknya seorang pemimpin tidaknya bergantung pada
kuatnya karakteristik sang pemimpin, tapi sangat bergantung kepada loyalitas yang
dipimpin.
Jadi ada
kejadian menarik saidina Ali pernah ditanya oleh seseorang dikatakan “ Ya Abal
Hasan, dulu dizaman saidina Abu Bakar itu tenang, tidak ada islam-Islam ribut,
dizaman saidina Umar aman tidak ada kaom muslimin bentrok satu sama lainnya
dizaman saidina Utsman juga begitu kecuali bagian ahir saja, tetapi ketika
engkau memimpin awal sampai sekarang
ribut melulu “ ini pertanyaan tajam ini pertanyaan menusuk, dulu zaman Abu
Bakar tenang zaman Umar tenang zaman Utsman tenang giliran Ali Ribut. sidina
Ali tidak tersingung, tenang menjawabnya “ dulu di zaman saidina Abu Bakar
saidina Umar, saidina Utsman, saidina Utsman yang jadi rakyatnya yang seperti
saya ini. giliran saya jadi pemimpin yang jadi rakyatnya ya kalian ini yang
suka ribut “ itu jawaban luar biasa. Artinya saidina Ali menunjukan di zaman
saidina Abu Bakar rakyatnya para sahabat
sahabat yang mulia rakyatnya kan ada Umar Utsman Ali orang-orang yang bagus
semua, begitu juga zaman saidina Umar saidina Utsman rakyat mereka itu sahabat
sahabat yang luar biasa, tapi masuk zaman saidina Ali betul masih banyak
sahabat tapi sudah kemasukan yang lain yang bukan sahabat kemasukan yang sering
membangkang.
Maka disini
saidina Ali memberikan pelajaran yang luar biasa bagi kita jadi keberhasilan
seorang pemimpin seperti saidina Abu Bakar Utsman dan Umar saidina utsman juga
bergantung kepada yang dipimpin, Sementara saidina Ali kalang kabut sebeb yang
dipimpinnya suka ribut.ini jawaban yang luar biasa dari beliau.
Tapi bagaimana
sikap peminpin jika menghadapi sedemilian rupa kalau kesalahan-kesalahan tadi
masih bis ditolelir,kan tadi Allah menyatakan
فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ ma’afin mereka do’akan mereka
supaya kembali kejalan yang bener kecuali kesalahan mereka sudah patal
mengangkat sejata berontak menumpahkan darah apa boleh buat pemimpin harus
tegas. tadi kita sebut karakteristik kepemimpinan itu harus ada santun dan
lembut pada saatnya, pada saat lain harus tegas dan berani.
Begitu
juga menghadapi masarakat yang membangkang terhadap pemerintah apa masih bisa
di hadapi dengan santun lembut, kalau masih bisa tidak boleh kita hadapi dengan
tegas dan keras tapi kalau sudah tidak bisa katakan seperti separatis dia akan
berontak angkat senjata, atau seperti teroris masang bom dimana-mana menggangu
ketenangan harus tegas pemerintah tidak
boleh tidak tegas tapi ketegasannya tetep harus berdiri atas landasan hukum
bukan atas lansasan kesewenang wenangan.
Komentar
Posting Komentar